MAKNA SOSIAL BUDAYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DALAM KONTEKS PENCEGAHAN STUNTING

Penulis

  • Irmayanti Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Mega Buana Palopo
  • Arlin Adam Program Doktoral Kesehatan Masyarakat, Universitas Mega Buana Palopo
  • Andi Alim Program Doktoral Kesehatan Masyarakat, Universitas Mega Buana Palopo

Kata Kunci:

ASI Eksklusif, Stunting, Makna Sosial Budaya, Pemberian ASI, Pencegahan, Keluarga Balita

Abstrak

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih tinggi di Indonesia dan mencerminkan persoalan gizi kronis yang berkaitan erat dengan aspek sosial, budaya, dan pola pengasuhan. Salah satu intervensi utama dalam pencegahan stunting adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Namun, praktik ini tidak semata-mata ditentukan oleh aspek medis, melainkan juga dipengaruhi oleh nilai, norma, dan makna sosial budaya dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna sosial budaya pemberian ASI eksklusif dalam konteks pencegahan stunting pada keluarga balita di wilayah kerja Puskesmas Bajo Barat. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan desain fenomenologis. Informan utama adalah ibu yang memiliki anak usia 0–24 bulan, serta informan tambahan seperti suami, nenek, tetangga, dan tenaga kesehatan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, lalu dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif dimaknai sebagai bentuk kasih sayang, tanggung jawab, dan perjuangan ibu dalam menjamin kesehatan anak. Praktik ini dipengaruhi oleh pemahaman ibu, dukungan sosial dari keluarga dan komunitas, serta peran tenaga kesehatan sebagai mitra edukatif. Tidak terdapat tekanan budaya atau aturan adat yang menghambat pemberian ASI eksklusif, dan masyarakat secara umum mulai memahami pentingnya ASI dalam mencegah stunting. Tantangan tetap ada, seperti hambatan fisiologis, status pekerjaan ibu, serta persepsi sosial tentang tubuh bayi yang gemuk sebagai tanda sehat. Kesimpulannya, makna sosial budaya pemberian ASI eksklusif mencerminkan integrasi nilai tradisional dan pengetahuan kesehatan modern. Dukungan lintas aktor dan pendekatan berbasis konteks lokal sangat diperlukan untuk memperkuat praktik menyusui eksklusif sebagai upaya strategis dalam pencegahan stunting.

 

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30