GAMBARAN PEMBERIAN RANGE OF MOTION PADA Ny. S PASCA STROKE DENGAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK DI WILAYAH PUSKESMAS PEJAWARAN KABUPATEN BANJARNEGARA

Penulis

  • Budi Priyanto Politeknik Yapermas Banyumas
  • Sudiarto Politeknik Yapermas Banyumas
  • Fida Dyah Puspasari Politeknik Yapermas Banyumas

Kata Kunci:

Lansia, Mobilitas Fisik, ROM, Stroke

Abstrak

Latar belakang: Stroke merupakan salah satu penyakit neurologi yang dapat menyebabkan kelemahan pada sebagian atau seluruh anggota ekstremitas. Prevalensi stroke di Indonesia cenderung mengalami peningkatan, pada hasil Riskesdas 2018 insiden stroke di Indonesia adalah 7 per 1.000 penduduk, dan pada hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi 10,9 per 1.000 penduduk dan merupakan penyebab kematian utama hampir disemua rumah sakit diIndonesia yakni mencapai14,5%. Sehingga perlu dilakukan tindakan nonfarmakologi guna meningkatkan kekuatan otot pasien yakni menggunakan tindakan range of motion. Tujuan: Mendeskripsikan pemberian range of motion pada Ny. S pasca stroke dengan masalah utama gangguan mobilitas fisik di Wilayah Puskesmas Pejawaran Kabupaten Banjarnegara?. Metode: metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, pemberian range of motion pada pasien pasca stroke selama 6 hari rutin dua kali sehari tidak terjadi perubahan skor kekuatan otot, hanya berpengaruh terhadap penurunan kekakuan pada otot. Kesimpulan: Pemberian range of motion pada pasien pasca stroke selama 6 hari tidak menyebabkan perubahan skor kekuatan otot, hanya berpengaruh terhadap penurunan kekakuan pada otot.

Background: Stroke is a neurological disease that can cause weakness in part or all of the extremities. The prevalence of stroke in Indonesia tends to increase, in the 2018 Riskesdas results the incidence of stroke in Indonesia was 7 per 1,000 population, and in the 2018 Riskesdas results it increased to 10.9 per 1,000 population and is the main cause of death in almost all hospitals in Indonesia, reaching 14.5%. So it is necessary to take non-pharmacological measures to increase the patient's muscle strength, namely using range of motion measures. Objective: Describe the range of motion provided to Mrs. S post-stroke with the main problem being impaired physical mobility in the Pejawaran Community Health Center Area, Banjarnegara Regency. Method: Data collection method using descriptive analysis with case study approach. Result: Based on the research results, giving range of motion to post-stroke patients for 6 days routinely twice a day did not change muscle strength scores, it only had an effect on reducing muscle stiffness. Conclusion: Giving range of motion to post-stroke patients for 6 days did not cause changes in muscle strength scores, only had an effect on reducing muscle stiffness.

Unduhan

Diterbitkan

2024-12-30