ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN PADA PEMBUATAN TERINDAK (CAPING) MELALUI PENERAPAN KONSEP BANGUN RUANG KERUCUT DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Kata Kunci:
Terindak, Caping, Kerucut, Efisiensi Bahan, EtnomatematikaAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi penggunaan bahan dalam pembuatan terindak (caping) melalui penerapan konsep bangun ruang kerucut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Terindak merupakan topi tradisional berbentuk kerucut yang mencerminkan praktik etnomatematika dalam budaya lokal. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan sampel tiga buah caping yang dianalisis berdasarkan ukuran jari-jari alas, tinggi, dan garis pelukis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan bahan masih tergolong rendah, dengan rata-rata efisiensi sekitar 30%. Caping C memiliki efisiensi tertinggi (28,83%), sedangkan Caping B terendah (20,59%). Temuan ini menegaskan pentingnya penerapan konsep ometri dalam proses produksi kerajinan untuk mengurangi pemborosan bahan. Selain memberikan kontribusi praktis bagi pengrajin, penelitian ini juga mendukung integrasi etnomatematika dalam pembelajaran kontekstual yang mengaitkan matematika dengan budaya lokal.
This study aims to analyze material efficiency in the production of terindak (caping) by applying the concept of conical geometry in the Bangka Belitung Islands Province. Terindak is a traditional conical hat that reflects ethnomathematical practices in local culture. The research employs a descriptive quantitative approach using three caping samples, analyzed based on base radius, height, and slant height. Results show relatively low material efficiency, averaging around 30%. Caping C achieved the highest efficiency (28.83%), while Caping B showed the lowest (20.59%). These findings emphasize the importance of applying geometric concepts in traditional craft production to minimize material waste. Beyond practical implications for artisans, the study also supports the integration of ethnomathematics into contextual learning that connects mathematics with local culture.