PERAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS PADA SISWA KELAS I MADRASAH IBTIDAIYAH MA’HAD AL-ZAYTUN
Kata Kunci:
Peran Guru, Pendidikan Seks, Siswa Usia Dini, Privasi Tubuh, Pencegahan Pelecehan SeksualAbstrak
Mutiara Wahidiyah, 2025. Peran Guru dalam Pendidikan Seks pada Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Al-Zaytun. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS) Indramayu. Pembimbing: Moh. Mas’ud Arifin dan Iis Humaeroh. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran guru dalam memberikan pendidikan seks kepada siswa kelas I di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Al-Zaytun, serta mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai tubuh mereka, hak privasi, dan pencegahan pelecehan seksual. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya pendidikan seks usia dini sebagai upaya preventif terhadap pelecehan seksual, serta masih minimnya pemahaman masyarakat terhadap urgensi pengenalan pendidikan seks pada siswa-siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari dua guru kelas I dan enam siswa berusia di bawah delapan tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru berperan sebagai korektor, informator, pembimbing, demonstrator, dan evaluator dalam mengenalkan pendidikan seks kepada siswa. Guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membimbing dan memberikan contoh konkret tentang batasan tubuh, sentuhan yang pantas dan tidak pantas, serta pentingnya menjaga privasi. Selain itu, siswa kelas I telah memiliki pemahaman dasar mengenai bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh, pentingnya menjaga aurat, serta tindakan yang harus dilakukan jika mengalami pelecehan, meskipun pemahaman ini masih perlu diperkuat melalui pendekatan yang berkesinambungan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran guru sangat penting dalam menanamkan pendidikan seks sejak usia dini. Oleh karena itu, pendidikan seks sebaiknya menjadi bagian dari kurikulum formal dan dilakssiswaan secara kolaboratif antara guru, orang tua, dan lingkungan sosial siswa.