IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM PROSES NYONGKOLAN DI LOMBOK : KAJIAN BUDAYA DAN SOSIAL
Kata Kunci:
Nyongkolan, Pancasila, Kebersamaan, Generasi MudaAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran tradisi Nyongkolan dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila di masyarakat Sasak, Lombok. Nyongkolan merupakan prosesi adat yang tidak hanya melibatkan kebersamaan dalam merayakan pernikahan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, persatuan, dan kemanusiaan, yang sejalan dengan sila- sila Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif, yang melibatkan wawancara mendalam dengan tokoh adat dan pengamatan langsung terhadap prosesi Nyongkolan di Desa Karembong, Lombok Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nyongkolan memainkan peran penting dalam mempererat hubungan sosial masyarakat Sasak, memperkuat persatuan, dan menanamkan nilai kemanusiaan di kalangan peserta. Meskipun tantangan modernisasi dan globalisasi mempengaruhi minat generasi muda terhadap tradisi ini, Nyongkolan tetap menjadi media efektif untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui partisipasi aktif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelestarian tradisi Nyongkolan sangat penting untuk memperkuat identitas budaya Sasak sekaligus mendukung pembentukan karakter bangsa Indonesia.
This study aims to analyze the role of the Nyongkolan tradition in strengthening the values of Pancasila in the Sasak community, Lombok. Nyongkolan is a ceremonial tradition that not only involves community unity in celebrating marriage but also reflects noble values such as mutual cooperation, unity, and humanity, which align with the principles of Pancasila. This research uses a qualitative approach with a descriptive case study method, involving in-depth interviews with cultural figures and direct observation of the Nyongkolan ceremony in Karembong Village, Central Lombok. The results show that Nyongkolan plays an essential role in strengthening social bonds within the Sasak community, fostering unity, and instilling human values among participants. Although modernity and globalization pose challenges to the younger generation's interest in this tradition, Nyongkolan remains an effective medium for internalizing Pancasila values through active participation. This study concludes that preserving the Nyongkolan tradition is crucial for strengthening Sasak cultural identity while supporting the development of national character in Indonesia.