KAJIAN KRITIS AD- DAKHIL DARI JALUR LINGUISTIK

Penulis

  • Etika Rahmah Nasution Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Ade Hermawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Hery Sahputra Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Kata Kunci:

Tafsir Al-qur’an, Ad-Dakhil, Jalur lingustik

Abstrak

Penafsiran Penafsiran Al-Qur’an sebagai aktivitas ilmiah tidak lepas dari berbagai tantangan metodologis, salah satunya adalah masuknya unsur-unsur asing (al-dakhil) ke dalam tafsir. Unsur-unsur ini mencakup berbagai bentuk seperti riwayat palsu, pengaruh budaya luar, hingga kesalahan linguistik. Kajian ini memfokuskan perhatian pada al-dakhil dari jalur linguistik, yaitu penyimpangan atau kekeliruan dalam penafsiran yang bersumber dari kesalahan dalam memahami aspek bahasa Arab, seperti nahwu, sharaf, balaghah, dan lughah. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk al-dakhil linguistik dalam tafsir, menelusuri sebab-sebab kemunculannya, serta menawarkan solusi untuk menghindarinya dalam kegiatan tafsir kontemporer. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa al-dakhil linguistik sering kali lahir dari kelemahan mufassir dalam penguasaan ilmu-ilmu bahasa Arab serta dominasi asumsi ideologis yang mengaburkan objektivitas linguistik. Oleh karena itu, penguatan basis linguistik menjadi syarat utama dalam menjaga otentisitas penafsiran Al-Qur’an.

 

Qur’anic  interpretation, as a scholarly endeavor, faces various methodological challenges, one of which is the intrusion of foreign elements (al-dakhil) into exegesis. These elements include fabricated reports, external cultural influences, and linguistic errors. This study focuses specifically on al-dakhil from the linguistic perspective—referring to deviations or misinterpretations resulting from errors in understanding the Arabic language, such as grammar (nahw), morphology (sharf), rhetoric (balaghah), and vocabulary (lughah). The aim is to identify the forms of linguistic al-dakhil found in Qur’anic interpretation, examine the root causes of their emergence, and offer solutions to prevent them in contemporary exegesis. This research employs a qualitative descriptive method through library research. The findings indicate that linguistic al-dakhil often arises from the exegete’s weak mastery of Arabic linguistic sciences and the dominance of ideological assumptions that compromise linguistic objectivity. Strengthening linguistic competence, therefore, is essential in maintaining the authenticity of Qur’anic interpretation, and capable of preparing young generations to face global challenges without losing the nation’s cultural identity.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29