KRITIK TERHADAP PENDEKATAN HAFALAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA: TELAAH DARI PERSPEKTIF TEORI BELAJAR KOGNITIF”

Penulis

  • Muhammad Budi Perkasa UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi
  • Nia Rahminata Andria UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi
  • Linda Yarni UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi

Kata Kunci:

Pendekatan Hafalan, Pendidikan Agama, Teori Belajar Kognitif, Jean Piaget, David Ausubel

Abstrak

Pendekatan hafalan dalam pendidikan agama telah menjadi metode utama di banyak lembaga pendidikan, terutama di negara-negara dengan tradisi keagamaan yang kuat. Meskipun dianggap efektif dalam mentransfer ajaran dasar, metode ini semakin dikritik karena dianggap kurang relevan dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam dan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kritik terhadap pendekatan hafalan dari perspektif teori belajar kognitif, serta mengusulkan alternatif yang lebih holistik dan interaktif. Teori belajar kognitif, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Jean Piaget dan David Ausubel, menekankan proses mental aktif dalam pembelajaran. Dalam konteks pendidikan agama, pendekatan hafalan seringkali mengabaikan aspek-aspek penting seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Akibatnya, siswa mungkin hanya mampu mengingat informasi tanpa benar-benar memahami makna dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berpotensi memicu masalah serius, seperti intoleransi dan radikalisme yang berakar dari pemahaman agama yang dangkal. Melalui survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, terungkap bahwa banyak generasi muda merasa pendidikan agama yang mereka terima tidak relevan dengan kehidupan modern. Mereka menginginkan pendekatan yang lebih menekankan pemahaman nilai-nilai universal agama dan penerapannya dalam konteks yang beragam. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan evaluasi kembali terhadap pendekatan hafalan, dengan menawarkan metode pembelajaran yang lebih berfokus pada pemahaman dan aplikasi ajaran agama. Metode penelitian yang digunakan adalah library research, yang memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber literatur yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang kritik terhadap pendekatan hafalan dan alternatif yang dapat diusulkan berdasarkan teori belajar kognitif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih interaktif dan berbasis teknologi dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan relevansi ajaran agama dalam kehidupan mereka. Akhirnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan agama yang lebih efektif dan relevan. Dengan memahami kritik terhadap pendekatan hafalan dan menelaah alternatif yang lebih konstruktif, pendidikan agama dapat menjadi lebih menarik dan bermanfaat bagi siswa. Melalui pemahaman yang lebih mendalam, siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan kehidupan dan menerapkan ajaran agama dalam konteks yang lebih luas.

The rote approach in religious education has become the main method in many educational institutions, especially in countries with strong religious traditions. Although considered effective in transferring basic teachings, this method is increasingly criticized for being less relevant in developing deep and critical understanding. This study aims to explore the criticism of the rote approach from the perspective of cognitive learning theory, and propose a more holistic and interactive alternative. Cognitive learning theory, pioneered by figures such as Jean Piaget and David Ausubel, emphasizes active mental processes in learning. In the context of religious education, the rote approach often ignores important aspects such as analysis, synthesis, and evaluation. As a result, students may only be able to remember information without truly understanding its meaning and relevance in everyday life. This has the potential to trigger serious problems, such as intolerance and radicalism that are rooted in a shallow understanding of religion. Through a survey conducted by the Pew Research Center, it was revealed that many young people feel that the religious education they receive is not relevant to modern life. They want an approach that emphasizes understanding the universal values ​​of religion and their application in diverse contexts. Therefore, this study proposes a re-evaluation of the memorization approach, by offering a learning method that focuses more on understanding and applying religious teachings. The research method used is library research, which allows researchers to collect and analyze various relevant literature sources. This study aims to provide deeper insight into the criticisms of the memorization approach and alternatives that can be proposed based on cognitive learning theory. The results of the analysis indicate that a more interactive and technology-based approach can help students develop critical thinking skills and the relevance of religious teachings in their lives. Finally, this study is expected to contribute to the development of more effective and relevant religious education. By understanding the criticisms of the memorization approach and examining more constructive alternatives, religious education can become more interesting and beneficial for students. Through deeper understanding, students will be better prepared to face life's challenges and apply religious teachings in a broader context.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29