TANTANGAN DAN SOLUSI PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL: STUDI KASUS DI DESA JANTUR
Kata Kunci:
Pendidikan, Kesenjangan, Guru Berkualitas, Pengabdian, Teknologi, SMA JanturAbstrak
Pendidikan di daerah terpencil menghadapi tantangan kompleks yang memengaruhi kualitas belajar-mengajar. Faktor utama seperti kekurangan guru berkualitas, tingginya tingkat kemiskinan, dan rendahnya latar belakang pendidikan orang tua menjadi hambatan besar. Di Indonesia, ketimpangan antar wilayah, kualitas pengajaran yang tidak merata, serta minimnya fasilitas pendidikan semakin memperparah situasi ini. Meski demikian, kemajuan teknologi membuka peluang baru untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketercapaian standar pendidikan dasar di daerah terpencil, dengan fokus pada SMA Jantur. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai perspektif, termasuk masyarakat, siswa, guru, dan pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi aktual sekolah tersebut, mulai dari infrastruktur yang terbatas hingga pendekatan pengajaran yang belum optimal. Selain itu, artikel ini juga mengidentifikasi solusi potensial yang diajukan oleh tokoh masyarakat sebagai respons terhadap tantangan yang ada, seperti pelatihan intensif untuk guru, penyediaan sarana teknologi, dan keterlibatan lebih aktif dari pemerintah daerah. Melalui pendekatan kualitatif dan metode studi kasus, penelitian ini memberikan wawasan langsung mengenai realitas pendidikan di daerah terpencil. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan di daerah terpencil menghadapi berbagai permasalahan yang signifikan, di antaranya kekurangan guru berkualitas, kemiskinan, dan rendahnya latar belakang pendidikan orang tua. Oleh sebab itu, penting sekali dukungan keluarga terdekat dan teknologi dalam mengembangkan Pendidikan di daerah terpencil.
Education in remote areas faces complex challenges that impact the quality of teaching and learning. Key factors such as a shortage of qualified teachers, high levels of poverty, and low parental educational backgrounds present significant barriers. In Indonesia, disparities between regions, uneven teaching quality, and limited educational facilities exacerbate this situation. However, technological advancements offer new opportunities to improve access to and the quality of education. This study aims to evaluate the achievement of basic education standards in remote areas, with a focus on SMA Desa Jantur . The analysis considers various perspectives, including those of the community, students, teachers, and local government. The study seeks to describe the current conditions of the school, from limited infrastructure to suboptimal teaching approaches. Additionally, the article identifies potential solutions proposed by community leaders in response to existing challenges, such as intensive teacher training, provision of technological resources, and more active involvement of local governments. Through a qualitative approach and case study methods, this research provides direct insights into the realities of education in remote areas. The findings reveal that education in remote areas faces significant issues, including a lack of qualified teachers, poverty, and low parental education levels. Therefore, the support of close family and technology is crucial in developing education in remote areas.